Ada dua ciri orang pintar, orang pintar yang tidak maju dan orang pintar yang maju. Orang pintar yang tidak maju adalah orang pintar yang berguna bagi dirinya sendiri. Orang pintar yang maju adalah orang pintar yang berguna bagi dirinya sendiri juga bergurguna bagi orang lain, bahkan berguna bagi dunia.
Tapi negri ini sudah dipenuhi orang-orang pintar yang tidak maju.
Mereka hanya mampu memikirkan dirinya sendiri atas dasar kepentingan orang lain, kepentingan bangsa bahkan kepentingan negara.Para pemimpin negri ini hanya mampu memikirkan dirinya sendiri atas dasar kepentingan perut yang dilandasi janji dan aturan legal dan ilegal yang menyesatkan.
Bangsa ini bukan menjadi bangsa besar yang mempunyai kepribadian luhur. Tetapi bangsa ini adalah bangsa yang mengalami disitregrasi moral dimana masyarakat sudah meninggalkan akar budaya dan kehilangan jati diri. Pemimpin yang gila, rakyat yang brutal kareana lapar, aparat yang buas karen uang. Apakah ini adalah awal akhir crita dari NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Kalau negara dan bangsa Indonesia masih seperti ini saya tidak yakin 10-20thn Indonesia masih ada.
Dimana semangat generasi muda Indonesia, dimana mahasiswa Indonesia yang menjadi tonggak perubahan bangsa, kalian hanya bisa melakukan pergerakan kecil didaerah yang tak berarti apa-apa dan tak merubah apapun. Kini saatnya generasi muda tunjukan semangat 1998 untuk merobohkan kekuasaan yang makin menyesatkan dan ini adalah panggilan untuk mempertahankan keberadaan NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Tapi kalo dengan keadaan negara yang seperti ini generasi muda tanpa melakukan pergerakan berarti ini suatu tanda berakhirnya sebuah Negara.
Ini hanya keluahan anak bangsa yang sudah muak dengan keadaan Negara ini. Ini adalah keluahan anak bangsa yang sudah bosan mendengar tangisan rakyat. Dan ini adalah seglintir suara anak bangsa yang ingin mencoba menggugah generasi muda Indonesia yang dinina bobokan dengan teknologi dan hiburan yang tidak jelas kepentingannya, sampai mereka tidak dengar tangisan rakyat yang makin ditindas oleh kebiadapan negara.
Suarakarta, 11 Januari, 2012