@ Gimananeh
Menjawab tiga pertanyaan anda, maka peluang itu senantiasa terbuka bagi mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya saw:
Bagi orang-orang Islam yang selama hidupnya berusaha keras (berjihad) untuk mentaati perintah-perintah Allah dan Nabi Muhammad saw, yaitu beriman, bertakwa dan beramal shaleh, maka Allah telah berjanji kepada mereka itu di dalam Al Quran (An-Nur 24:56 dan An-Nisa 4:70) bahwa Dia pasti akan menjadikan bagi mereka Khalifah (Khalifah Allah atau Khalifah Nabi/Rasul) di bumi, dan Dia pasti akan menganugerahkan Nikmat-Nya kepada mereka, yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid (kata syahid, selain mati di jalan Allah, bisa juga berarti saksi) dan orang-orang shaleh. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (Ali Imran 3:196).
Saya meyakini bahwa kata Khaataman-Nabiyyin yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw berarti PENUTUP PARA NABI. Tetapi, Nabi Muhammad saw pun pernah bersabda bahwa “Aku dibangkitkan sebagai PEMBUKA dan PENUTUP PARA NABI” (Kanzul Ummal). Dengan demikian, maka Allah mengutus Nabi Muhammad saw untuk menutup para nabi yang membawa ajaran/syariat baru yang memansuhkan Al Quran, dan membuka para nabi yang taat sempurna kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah saw sebagai Nikmat Allah tertinggi yang dimaksud dalam An-Nisa 4:70.
Jadi jelas bahwa HMG Ahmad (Khalifah Allah/Imam Mahdi) as, Pendiri Jemaat Muslimin Ahmadiyah, adalah seorang Nabi sebagaimana dimaksud dalam An-Nisa 4:70 dan seorang Khalifah sebagaimana dimaksud dalam An-Nur 24:56 yang Allah anugerahkan kepadanya dalam rangka memenuhi janji-Nya kepada orang-orang Islam yang beriman dan beramal shaleh serta taat sempurna kepada Allah dan Nabi Muhammad saw.