@Pasta berkata
15/04/2012 pada 00:55
Ternyata, jika Allah menurunkan wahyu-Nya kepada hamba pilihan-Nya senantiasa menimbulkan kecemburan bagi para penentangnya, sebab mereka menganggap perhubungan seperti itu mustahil dapat terjadi. Allah Yang Maha Kuasa mengisyaratkan di dalam Al Qur’an:
“Dan apabila datang kepada mereka suatu tanda, berkata mereka, ‘Kami sekali-kali tidak akan beriman sebelum kami diberi seperti apa yang telah diberikan kepada Rasul-rasul Allah. Allah lebih mengetahui bagaimana (kapan dan di mana) Dia menempatkan risalah-Nya. Sesungguhnya, kehinaan di sisi Allah dan siksaan yang keras akan menimpa orang-orang yang berbuat kejahatan. Itu disebabkan mereka telah melakukan tipu daya terhadap nabi.” (QS Al An’am 6:124).
TANGGAPAN :
Imam Bukhari menuturkan sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW ber-sabda, “Adalah Bani Israil, urusan mereka senantiasa diatur oleh para nabi, setiap nabinya telah wafat, maka akan diganti nabi yang lain. Akan tetapi, tidak ada nabi sesudahku; yang ada adalah para khalifah dan jumlahnya sa-ngat banyak.” [HR. Imam Bukhari, juz 2, hal. 175]
“Tidak tegak hari kiamat hingga dimunculkan para Dajjal dan pendusta yang berjumlah kurang lebih tiga puluh yang seluruhnya mengaku bahwa dia adalah utusan Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 3413, Muslim no. 2923)