Martin berkata
=====
TANGGAPAN :
Assalamualikum Wr.Wb.
saudara syofian nampaknya dengan penjelasan anda di atas pada surat an-nisa : 69 mengarah kepada nabi muhammad bukanlah penutup para nabi ya…!!
=====
–>> Wa’alaykum salam wr. wb.
Saudara Martin, saya mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad saw adalah Khaataman-Nabiyyin atau penutup para nabi dan tidak akan ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad saw, baik nabi lama maupun nabi baru.
Namun, Nabi Muhammad saw sendiri mengatakan: “Sesungguhnya aku dibangkitkan sebagai pembuka dan penutup para nabi.” (Kanzul Ummal). Dari hadits ini ada dua hal yang perlu kita kaji, yakni: (1) PEMBUKA dan (2) PENUTUP PARA NABI.
(1) PEMBUKA PARA NABI
Nabi Muhammad saw adalah PEMBUKA PARA NABI yang taat sempurna kepada Allah dan Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:69/70).
(2) PENUTUP PARA NABI
Nabi Muhammad saw adalah PENUTUP PARA NABI yang mandiri pembawa syari’at baru yang bertentangan dengan syariat Islam dan/atau Al Quran.
=====
SYUHADA : orang yang berperang di jalan allah
SYAHID : orang yang mati di jalan allah
SYAHID : orang yang menjadi saksi atas kebesaran allah
pertanyaannya : para SYUHADA yang berperang di jalan Allah dan gugur (mati) maka dia disebut sebagai apa ??
1. SYAHID (orang yang mati berperang dalam menegakkan agamanya)
2. SYAHID (orang yang menjadi saksi atas kebesaran allah)
kira-kira yang cocok jawabannya no.1 atau 2, !!! alang kah bodohnya kalau seseorang itu menjawa yang NO.02 !! FAHAMI SENDIRI …….!!!
pada ayat An-Nisa : 69 anda masih juga memutar balikkan maknanya ! suda berulang kali saya bilang kalau terjemahan an-nisa : 69 itu menceritakan NIKMAT…NIKMAT…NIKMAT ALLAH, dalam ayat yang saudara terjemahkan itu maknnya bertolak belakang antara NIKMAT dan PERINTAH, apakah saudara tiask bisa membedakan yang mana NIKMAT yang mana PERINTAH …!!! ini namanya KEBODOHAN …!!!
=====
—>> Kalau kita sedang membahas tentang agama, sebaiknya kita tidak menggunakan bahasa yang kasar seperti KEBODOHAN, karena kita manusia bukan pembuat agama. Pembuat agama itu hanya Allah Al Maalikiyaumiddiin. Sedangkan manusia hanya berusaha memahaminya dan/atau melaksanakannya.
Pada ayat An-Nisa 4:69/70 sudah jelas bahwa yang disebut PERINTAH ALLAH itu adalah agar kita TAAT KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA SAW. Jika kita mengikuti dan mentaati PERINTAH ALLAH itu, maka kita akan termasuk orang-orang yang dianugerahi NIKMAT ALLAH, yakni nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang saleh.
=====
darimana dasarnya saudara syofian anda menambahkan kata BUKAN pada surat an-nisa : 69 yang saya tulis, ???
=====
—>> Dasarnya adalah nalar bahasa saja.
Contohnya: Saudara Martin ke Kantor Bupati bersama-sama dengan para Camat dan para Lurah dan par Kades.
Pertanyaan: Secara nalar bahasa, apakah Saudara Martin seorang Camat atau Lurah atau Kades? Jawabannya pasti BUKAN, bukan?
Wassalam.