Quote Dedi 24/5/2012
Adakah MGA seperti yang diramalkan oleh Nabi SAW>
Nabi Muhammad saw bersabda,
“Kemudian ‘Isa as didatangi oleh sekelompok orang yang telah Allah lindungi dari Dajjal. Lalu dia mengusap wajah-wajah mereka dan mengabarkan kepada mereka akan kedudukan mereka di Surga. Ketika mereka sedang seperti itu, Allah mewahyukan kepada ‘Isa, ‘Sesungguhnya Aku telah mengirim hamba-hamba kepunyaan-Ku yang tidak seorang pun mampu memerangi mereka. Maka lindungilah hamba-hambaKu ke Gunung Thur.’ Allah mengirim Ya`juj dan Ma`juj. Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Kelompok pertama dari mereka lewat di Danau Thabariah dan meminum habis air yang ada di sana. Lalu bagian belakang mereka lewat di sana, mereka berkata, ‘Sungguh dahulu di sini ada air!’ Nabiyullah ‘Isa dan para sahabatnya dikurung hingga kepala sapi salah seorang mereka lebih berharga dari seratus dinar milik salah seorang kalian hari ini.” (HR. Muslim)
Quote dedi 15/6/2012
Bagi Ahlus Sunnah, aliran wahyu sudah terhenti bersamaan dengan berhentinya kenabian. Atas dasar itu, sejumlah ulama sunni menyesatkan Ahmadiyah”
=> Anda mengaku sebagai bagian dari ahlu sunah dan mengatakan wahyu sudah terhenti bersamaan dengan berhentinya kenabian.
Apakah quote anda per tgl 15/6 tidak bertentangan dengan apa yang anda yakini pada hadist Nabi saw diatas yang anda kutip per tgl 24/5..di hadist tsb tertulis Allah mewahyukan kepada Isa,berarti secara tidak langsung andapun mengakui tetap akan ada turunnya wahyu tanpa syariat kapan saja kepada siapa yg di utusNya sesuai kehendak Allah. kecuali wahyu syariat yang memang sudah tertutup.jika anda mengimani hadist tsb tentang akan turunnya wahyu kepada isa. mengapa pula kata2 anda bertentangan dengan kalimat yang anda kutip per tgl 15/6.
Hal ini sangat meyakinkan saya betul menurut Sufi Besar Syekh Muhyidin Ibnu ‘Arabi,Salah satu tanda zahirnya imam mahdi
“Bila Imam Mahdi muncul, tak ada orang yang lebih menentangnya dari pada yang dinamakan kaum “fuqaha”(ulama), karena mereka kuatir akan kehilangan kedudukan dan sikap mereka tidak bisa dibedakan dari masyarakat awam”. (Al Futuhat al-Makkiyah III, hal 374)
