Buat yang belum lihat Terjemah dan tafsir Al Quran versi Ahmadiyah (Yayasan Wisma Damai) 2006, ini dia:
Al Ahzab-40:
Muhammad bukanlah bapak salah seorang diantara laki-lakimu,akan tetapi ia adalah Rasul Allah dan meterai sekalian nabi,dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Tafsir:
Khatam berasal dari kata khatama yang berarti: ia memeterai, mencap, mensahkan atau mencetakkan pada barang itu. Inilah arti-pokok kata itu.
Adapun arti kedua ialah: ia’ mencapai ujung benda itu; atau menutupi benda itu, atau melindungi apa yang tertera dalam tulisan dengan memberi tanda atau mencapkan secercah tanah liat di atasnya, atau dengan sebuah meterai jenis apa pun.
Khatam berarti juga sebentuk cincin stempel; sebuah segel, atau meterai dan sebuah tanda; ujung atau bagian terakhir dan hasil atau anak (cabang) suatu benda. Kata itu pun berarti hiasan atau perhiasan; terbaik atau paling sempuma.
Kata-kata khatim, khatm dan khatam hampir sama artinya. Maka kata khatamanabiyyin akan berarti meterai para nabi; yang terbaik dan paling sempuma dari antara nabi-nabi; hiasan dan perhiasan nabi-nabi.
Arti kedua ialah nabi terakhir.
Pendek kata, menurut arti yang tersimpul dalam kata khatam seperti dikatakan di atas, maka ungkapan Khataman Nabiyyin dapat mempunyai kemungkinan empat macam arti:
(I) Rasulullah s.a.w. adalah meterai para nabi, yakni, tiada nabi dapat dianggap benar, kalau kenabiannya tidak bermeteraikan Rasulullah. Kenabian semua nabi yang sudah lampau harus dikuatkan dan disahkan oleh Rasulullah s.a.w. dan juga tiada seorang pun yang dapat mencapai tingkat kenabian seiudah beliau, kecuali dengan menjadi pengikut beliau.
(2) Rasulullah s.a.w. adalah yang terbaik, termulia, dan paling sempuma dari antara semua nabi dan juga beliau adalah sumber hiasan bagi mereka (Zurqani, Syarah Muwahib al-Laduniyyah).
(3) Rasulullah s.a.w. adalah yang terakhir di antara para nabi pembawa syari’at.
Lebih-lebih Alquran dengan jelas mengatakan tentang bakal diutusnya nabi-nabi sesudah Rasulullah s.a.w. wafat (7:36)
As Shaaf-6-7
Dan ingatlah ketika Isa ibnu Maryam berkata, “”Hai, Bani Israil, sesungguhnya aku Rasul Allah kepadarnu membenarkan apa yang ada sebelumku yaitu Taurat, dan memberi khabar suka tentang seorang rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad.” Maka tatkala ia datang kepada mereka dengan bukti-bukti jelas, mereka berkata, “Ini adalah asihir yang nyata.”
Dan, siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengada adakan dusta terhadap Allah, padahal ia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang aniaya.
Tafsir:
Jadi, nubuatan yang disebut dalam ayat ini diltujukan kepada Rasulullah s.aw.; tetapi sebagai kesimpulan dapat pula dikenakan kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s., Pendiri Jemaat Ahmadiyah, sebab beliau telah dipanggil dengan nama Ahmad di dalam wahyu (Barahin Ahrnadiyah), dan oleh karena dalam diri beliau terwujud kedatangan kedua atau diutusnya yang kedua kali Rasulullah s.a.w. telah pula dinyatakan denganjelas dalam Injil Barnabas, yang dianggap oleh kaum gerejani tidak sah, tetapi pada pihak lain mereka menganggapnya otenlik (dapat dipercaya), seotentik seliap dari keempat lnjil.
Tetapi, bila nubuatan itu dianggap kena untuk Hadhrat Masih Mau’ud, maka ungkapan “ia diajak kepada Islam, ” akan berarti bahwa Hadhrat Masih Mau’ud a.s. akan diajak oleh mereka yang menyebut diri pembela Islam agar bertaubat dan menjadi Muslim lagi seperti mereka, sebab menurut paham mereka, dengan pengakuan beliau menjadi Almasih dan Mahdi yang dijanjikan, beliau sudah bukan Muslim lagi.
Monggo dibahas…..