Quantcast
Channel: Komentar untuk KabarNet
Viewing all articles
Browse latest Browse all 30460

Komentar di Islam vs Ahmadiyah oleh nur

$
0
0

Nabi Qadian Tewas di Jamban berkata
11/10/2011 pada 07:32

AHMADIYAH – SUATU AGAMA YANG DIBANGUN BERMODALKAN KUMPULAN TAFSIR ALQUR’AN DAN HADITS YANG DISELEWENGKAN MAKNANYA, DAN DARI HADITS-HADITS PALSU!

Tentang hadits palsu yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah telah mengutus lebih dari 124.000 nabi”.

Petugas Sales Promotion & Marketing Agama Ahmadiyah pengikut nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad berkata
10/10/2011 pada 13:55

—>> (1) Kebenaran hadits ini akan terungkap bila diterjemahkan secara menyeluruh dengan hati yang bersih dan berwawasan luas.
(2) Syeikh Muhyiddin Ibnu ‘Arabi (Khaatamal Aulia) rh menulis dalam bukunya “Futuhatul Makiyyah” bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: “Allah telah menciptakan lebih dari 100.000 Adam”. Apa artinya?
(3) Sanad hadits sangat lemah, belum tentu ditujukan untuk hadits ini.
(4) Jika ditujukan untuk hadits ini, maka sanad yang sangat lemah belum tentu palsu karena
(5) Hadits ini sesuai dengan Al Quran: “Sesungguhnya Kami mengutus engkau dengan kebenaran sebagai Pembawa Khabar Suka dan Pemberi Peringatan. Dan, tiada satu umat pun, melainkan telah diutus kepada mereka seorang Pemberi Peringatan (Nabi/Rasul)” (QS Al Fathir 35:24/25). “Ada rasul-rasul yang telah Kami beritahukan kepada engkau sebelum ini, dan ada rasul-rasul yang tidak Kami beritahukan kepada engkau.” (QS An-Nisa 4:164/165).

Kronologis:
1] Petugas Sales Promotion & Marketing Agama Ahmadiyah merujuk kepada sebuah hadits palsu yang dicatat dalam kitab Musnad Al-Imam Ahmad ibn Hanbal. Yakni Imam Ahmad ibn Hanbal yang menuliskan hadits palsu ini, kemudian hadits palsu ini dijadikan rujukan oleh ahmadiyah.

Artinya:
a- Hadits palsu tersebut ditulis (dicatat) oleh Al-Imam Ahmad ibn Hanbal dalam kitabnya.

b- Petugas Sales Promotion & Marketing Agama Ahmadiyah merujuk kepada hadits palsu tersebut sebagai bahan untuk berhujjah. (Yakni Petugas Sales Promotion & Marketing Agama Ahmadiyah HANYA PIHAK “USER” YANG MERUJUK SAJA karena yang bersangkutan BUKAN IMAM AHMAD BIN HANBAL)

2] Al-Imam Ahmad ibn Hanbal sendiri Sang PENULIS / PENCATAT hadits palsu tersebut ═══► mengatakan bahwa hadits tersebut sangat lemah sanadnya alias palsu.

3] Sebaliknya, Petugas Sales Promotion & Marketing Agama Ahmadiyah sebagai Pihak “user” yang seharusnya hanya merujuk saja karena dia BUKAN PENULISNYA DAN BUKAN PULA PENCATATNYA ═══► mengatakan bahwa hadits itu tidak palsu.

KOMENTAR :

Loh… ini bagaimana? Imam Ahmad ibn Hanbal sendiri ORANG YANG MENULIS KITAB TERSEBUT
═══► mengatakan hadits tsb palsu.

Sementara Petugas Sales Promotion & Marketing Agama Ahmadiyah sebagai ”user’ YANG SEHARUSNYA HANYA MERUJUK SAJA TANPA SOK PINTAR MENGEMUKAKAN PENDAPAT (karena yang bersangkutan BUKAN PENULISNYA) ═══► mengatakan tidak palsu.

Jadi Petugas Sales Promotion & Marketing Agama Ahmadiyah Si Perujuk merasa dirinya LEBIH AHLI daripada Imam Ahmad bin Hanbal Sang Penulis.

Ck…ck…ck… (geli)

Melihat fenomena menggelikan di atas, saya jadi teringat kepada tulisan salah seorang komentator di blog ini mengenai kebenaran pendapat Michael Gorbachev Mantan Presiden Uni Sovyet sbb:

Mikhail Gorbachev, Mantan Presiden Uni Sovyet, Peraih Nobel Perdamaian thn 1990, dalam sebuah wawancara dgn The Guardian, UK, pada 8 Maret 2005 menyatakan sbb:
______________________

“In my experience … it is really much more difficult to discuss something with STUPID people than intelligent people.
Because the fact is, I never managed approaching a common view when discussing with a stupid.

People who are intelligent feel ashamed if his argument was wrong and discovered to be baseless. While the STUPID is on the contrary, HE ACTUALLY FEEL PROUD OF HIS WRONG AND BASELESS ARGUMENT.”

Terjemahan:
“Pengalaman saya… sungguh jauh lebih sulit untuk berdiskusi tentang sesuatu dengan orang BEBAL daripada orang yang cerdas. Karena faktanya saya tidak pernah berhasil mendekati titik temu bila berdiskusi dengan seorang yang BEBAL.

Orang yang cerdas merasa malu jika argumennya salah dan terbukti tidak berdasar. SEDANGKAN ORANG BEBAL ADALAH SEBALIKNYA, DIA JUSTRU MERASA BANGGA DENGAN ARGUMENNYA YG KELIRU DAN TIDAK BERDASAR.”
________________________

Terima kasih Pak Gorbachev, bukti kebenaran kata-kata Anda telah menginspirasi kita semua.

@Para Muslimin yang budiman.
Kita sebagai manusia biasa insya Allah bisa bersabar kalau diminta mengajari seorang yang “bodoh” dengan harapan insya Allah perlahan-lahan bisa menjadi berilmu. Namun lain lagi halnya kalau kita berhadapan dengan seorang yang BEBAL, yakni species yang dikatakan oleh Michael Gorbachev di atas. Saya pikir sebaiknya kita serahkan saja kepada Allah Yang Maha Kuasa untuk mereperasi otaknya. Silahkan Anda sekalian yang menilai.

Ck…ck…ck… (geli)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 30460

Trending Articles