Quantcast
Channel: Komentar untuk KabarNet
Viewing all articles
Browse latest Browse all 30460

Komentar di Wakil Menteri ESDM Meninggal Dunia oleh Sang Kata

$
0
0

Perginya Pemikir Kontroversial
Metro View | Sabtu, 21 April 2012 20:01 WIB

Suryopratomo

WAKIL Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo dikenal sebagai orang yang esentrik. Hobinya terbilang unik karena ia suka pergi mendaki gunung. Dari ketinggian ia kemudian mengabadikan keindahan alam dengan kameranya.

Oleh karena hobinya mendaki gunung, tidak ada yang aneh ketika kemarin ia memutuskan pergi ke Dompu, Nusa Tenggara Barat untuk mendaki Gunung Tambora. Kita baru terkaget ketika kemudian dilaporkan ia kelelahan saat mendaki Gunung Tambaro dan bahkan kemudian meninggal dunia di gunung itu.

Prof Widjajono dikenal sebagai guru besar yang menggeluti soal energi dan perminyakan. Sebelum dipercaya Presiden menjadi wakil menteri, ia adalah salah seorang anggota Dewan Eenergi Nasional.

Pandangannya tentang energi tidak pernah berubah saat berada di luar pemerintahan maupun di dalam pemerintahan. Widjajono berpendapat bahwa kita harus memiliki kebijakan energi yang lebih jelas, bukan hanya untuk sekarang saja, tetapi untuk jangka panjang.

Menurut Widjajono, Indonesia bukanlah negara yang kaya akan minyak. Cadangan terbukti yang kita miliki kalah dibandingkan dengan apa yang dimiliki Malaysia. Oleh karena itu kita harus menghapus anggapan bahwa negeri kita adalah negeri yang memiliki kekayaan alam yang melimpah.

Apabila kesadaran baru ini bisa kita bangun, maka itu akan membuat kita tidak boros dalam menggunakan energi. Sekarang ini karena merasa kaya, kita kemudian tidak merasa bersalah untuk menghambur-hamburkan energi. Kita memilih untuk menggunakan energi yang mahal dan sebaliknya menjual energi yang lebih murah dan bersih kepada bangsa lain.

Sejak pertama kali tampil di Economic Challenges, Prof Widjajono mendesak agar kita mengganti minyak dengan gas atau batubara. Kebutuhan energi bangsa ini akan jauh lebih efisien apabila kita tidak menggantungkan kepada minyak, tetapi bertumpu kepada gas dan energi.

Apalagi potensi gas dan batubara yang kita miliki jauh lebih besar dari cadangan minyaknya. Sayangnya semua kelebihan itu justru lebih banyak kita jual demi pendapatan devisa. Padahal pendapatan negara dari hasil tambang jauh lebih kecil dibandingkan pendapatan yang dinikmati para pengusaha.

Ketika kemudian dipercaya menjadi Wakil Menteri ESDM, Prof Widjajono merasa mendapat jalan untuk mengaplikasikan pemikirannya. Kita lihat sejak pertama menjabat sebagai wamen, ia terus menyampaikan ide-idenya agar bangsa ini mulai beralih dari minyak dan gas.

Bukan hanya sekadar terus menyampaikan pemikirannya, ia juga memberikan contoh langsung. Kendaraan yang setiap hari ia gunakan adalah mobil yang menggunakan bahan bakar gas. Ia bahkan memasang sticker besar di pintu mobilnya yang menunjukkan bahwa kendaraan yang ia pergunakan berbahan bakar gas.

Hanya saja memang tidak mudah bagi Prof Widjajono untuk membuat pemikirannya menjadi kebijakan resmi, apalagi menjadi kesadaran umum. Malah seringkali yang muncul salah pengertian. Prof Widjajono dianggap terlalu banyak berbicara dan akhirnya membingungkan.

Seperti layaknya seorang Guru Besar, Prof Widjajono sabar dalam membangun kesadaran umum. Ia tidak pernah terlihat marah, walaupun dilecehkan banyak orang. Ia tidak pernah berubah prinsipnya dan meyakini bahwa Indonesia harus mau berubah kalau ingin bertahan sebagai sebuah bangsa.

Sekali Prof Widjajono terlihat keras ketika dalam acara “Sarasehan Anak Negeri” dianggap sebagai pejabat yang tidak tahu persoalan energi. Ia dengan tegas mengatakan bahwa dirinya sudah 25 tahun menggeluti persoalan energi dan perminyakan. Prof Widjajono kemudian mengeluarkan seluruh pengetahuannya tentang energi.

Memang ada satu-dua kontroversi yang terjadi akibat pernyataannya. Misalnya tentang pembuatan Pertamax yang cukup menambah zat aditif ke dalam bensin premium. Atau mencampur pertamax dan premium untuk menghasilkan premix yang harganya bisa lebih terjangkau masyarakat.

Namun kita tahu bahwa pernyataan itu bukan dimaksudkan untuk menyederhanakan persoalan. Prof Widjajono ingin mengajak kita keluar dengan pemikiran alternatif agar tidak terus menerus terjebak dalam urusan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang menguras anggaran negara.

Pemikiran Prof Widjajono untuk membawa bangsa ini keluar dari perangkap energi asal minyak memang belum sempat direalisasikan. Kita masih terus mencari jalan agar pilihan terbaik bisa diaplikasikan. Namun guru besar yang kontroversial itu telah pergi selama-lama, di saat ia sedang menikmati kecintaannya kepada alam yang indah ini.

Selamat jalan Prof Widjajono…

YANG ANEH, SUMBER BERITA WEBSITE METROTV, GAMBAR YANG DIPASANG BUKAN FOTO ALMARHUM, MALAH DIPAJANG FOTO CECUNGUK. BUKTIKAN !!!


Viewing all articles
Browse latest Browse all 30460

Trending Articles