Dedi berkata
=====
Yang Ahmadiyah ragukan dan tolak adalah pemahaman/tafsir yang salah dari muslim, tentang khatamunnabiyyin karena Ahmadiyah sudah mempunyai nabi berikutnya sesudah Nabi SAW, bukan begitu Pak Syarif????
=====
Nampaknya Dedi belum mengerti tulisan saya, karena saya tidak pernah menulis “mempunyai nabi berikutnya sesuadah Nabi SAW”. Silahkan baca dengan seksama tulisan saya berikut ini:
Khaataman-Nabiyyiin bisa berarti “yang paling sempurna di antara para nabi” dan bisa juga berarti “penutup para nabi”. Hanya saja Nabi yang sudah TERTUTUP dan tidak akan datang lagi sejalan dengan diutus-Nya Nabi Muhammad saw adalah Nabi Tasyri (Pembawa Syari’at) dan Nabi Mustaqil (Mandiri). Sedangkan Nabi Ghairi Tasyri wa Ghairi Mustaqil (Nabi Ummati) yakni Nabi yang melaksanakan syari’at Islam (Al Quran dan Hadits) yang taat sempurna kepada Allah dan Nabi Muhammad saw sudah mulai TERBUKA sejalan dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Hal ini didukung oleh Al Quran (An-Nisa 4:69/70) dan hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abu Thalib ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Aku diutus sebagai PEMBUKA dan PENUTUP (para nabi)” (Kanzul Ummal, Jilid 11, no.31994). Muslim pertama yang mendapat kehormatan menerima anugerah dari Allah ini adalah HMG Ahmad (Khalifah Allah, Al Mahdi, Al Masih Mau’ud, Nabi Ummati) as.
Dari uraian di atas, silahkan jawab oleh Dedi:
(1) Sebutkan dua jenis kenabian yang telah tertutup rapat-rapat sejalan dengan diutus-Nya Nabi Muhammad saw sebagai Rasulullah wa Khaataman-Nabiyyiin (PENUTUP PARA NABI)!
(2) Sebutkan jenis kenabian yang baru terbuka sejalan dengan diutus-Nya Nabi Muhammad saw sebagai Fatiha (PEMBUKA PARA NABI)!