@Ny
kalo belajar tu jangan setengah-setengah, masalah khataman nabiyin simak hadist di bawah ini :
Hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah RHA dan al-Mughirah RA, maka dikeluarkan oleh Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya (9/109-110), ia berkata, (bab) Siapa yang tidak suka mengatakan, ‘tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW’, Husain bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata, Jarir bin Hazim menceritakan kepada kami, dari ‘Aisyah RHA, ia berkata, “Katakanlah Khatam an-Nabiyyin dan janganlah katakan, ‘tidak ada nabi setelahnya.’”
Abu Usamah menceritakan kepada kami, dari Mujalid, ia berkata, Amir memberitahukan kepada kami, ia berkata, seorang laki-laki yang beada di dekat al-Mughirah bin Syu’bah RA berkata, “Semoga Allah SWT menyampaikan shalawat atas Muhammad SAW, penutup para nabi dan tidak ada nabi setelahnya.” Al-Mughirah berkata, “Cukup bagimu bila kamu katakan, ‘penutup para nabi,’ sebab kita menceritakan bahwa ‘Isa AS akan keluar (muncul), jika ia keluar (muncul), maka posisinya adalah sebelum beliau SAW dan juga setelahnya.”
Maksud ‘Aisyah RHA dan al-Mughrah RA sangat jelas, yaitu isyarat akan turunnya ‘Isa AS di akhir zaman….
Ibn Qutaibah berkata, “Adapun perkataan ‘Aisyah RHA, ‘katakanlah kepada Rasulullah SAW, ‘penutup para nabi’ dan jangan katakan ‘tidak ada nabi setelahnya,’ maka itu maksudnya adalah turunnya ‘Isa AS. Perkataannya ini tidak bertentangan dengan sabda Nabi SAW, ‘Tidak ada nabi setelahku.’ Sebab maksud beliau SAW adalah ‘tidak ada nabi setelahku yang menghapuskan apa yang aku bawa sebagaimana para nabi-nabi terdahulu diutus untuk menghapus (syariat sebelumnya-red).
Untuk mirza ghulam cocok dengan ayat dibawah ini :
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَي اللهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوْحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata : “saya telah diberi wahyu” padahal tidak ada sesuatupun yang diwahyukan kepadanya. [Al-An’am : 93].