Quantcast
Channel: Komentar untuk KabarNet
Viewing all articles
Browse latest Browse all 30460

Komentar di Islam vs Ahmadiyah oleh najwa kumala

$
0
0

Saya ini seorang mu’alaf, waktu sy padat, cuma mau nambahin dikit dulu nih. Kan setahu kita, Rasulullah s.a.w. menyatakan sebelum wafat, karena ditanya oleh sahabat, ‘bagaimana umatmu sepeninggalmu ya Rasulullah ?’. Beliau menjawab bahwa penerusnya dan yang harus kita turut sebagai ‘kepanjangan-lidah’ Rasululah adalah para ulama. Begitu kan ? Jadi yang ada sesudah beliau untuk mengajarkan Islam adalah golongan para ulama (kita sering sebut dalam do’a). Jadi tidak akan ada Rasul lagi sesudahnya kan ? Pembaharu, mungkin atau bisa jadi. Karena manusia ini dinamis, barangkali perlu pembaharu, yaitu ulama yang khasaf. Wallahua’lam.
Kalau MGA aja disebut sebagai Rasul / Nabi, mestinya Syeikh Abdul Qodir al Jaelani dengan segala kisah ‘keistimewaannya’, begitupun para wali di Indonesia dengan segala ‘kebolehannya’ – artinya diberi izin Allah s.w.t. untuk ‘keimanan dan ketaqwaannya’ dalam mengajarkan Islam, dengan berbagai keistimewaan, lebih pantas disebut Nabi / Rasul daripada manusia yang matinya dihinakan itu ? Yang hanya bisa menulis ajaran dengan saduran-saduran ? Wallahua’lam. Maaf, saya tidak bermaksud ‘dengki atau benci’, mari kita tabayun untuk itu saudaraku. Semoga Allah s.w.t. sungguh-sungguh berkenan mencurahkan Hidayah dan TaufikNya bagi kita serta menjaga hati kita agar bersih.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 30460

Trending Articles