Jadi jelas bahwa solusi cerdas dari segala yang cerdas dalam hal ini adalah SESEGERA MUNGKIN TIDAK BERURUSAN LAGI DENGAN HUTANG LUAR NEGERI.
Mengapa ?
Karena pengalaman menunjukkan bahwa HUtang LN tidak hanya berurusan dengan beban bunga pinjaman, melainkan juga berurusan dengan persyaratan-2 teknis yang tidak ada hubungannya langsung dengan pinjaman, seperti dalam masalah penentuan kebijakan ekonomi dan fiskal negara yang sejatinya merupakan bagian dari kedaulatan bangsa yang tidak bisa diagnggu gugat oleh siapapun.
Seandainya Indonesia mau dan bertekad, Indonesia sebenarnya mampu melunasi hutang LN secara bertahap serta mulai mandiri dalam pembiayaan-2 bangsa dan negaranya. Indonesia adalah negara yang sangat kaya raya di dunia, bahkan diduga sebagai yang terkaya di tinjau dari berbagai potensi alam, budaya, dan demografinya. Namun seringkali tidak disadari oleh bangsanya sendiri. Indonesia selama ini sejatinya bagaikan permata berharga yang tertutup debu. JIka hutang LN Indonesia yang berjumlah 2000 trilyun itu diperbandingkan dengan separo (50%) saja dari jumlah penduduknya yang lebih dari 200 juta jiwa, yakni 100 juta jiwa, maka hutang LN Indonesia sejatinya bisa dilunasi selama :
Jumlah hutang per kepala ->
= Rp 2.000.000.000.000.000 : 100.000.000
= Rp 20.000.000,- per orang.
Dibagi 5 tahun masa kepemimpinan Presiden ->
= Rp 20.000.000 : 5 tahun
= Rp 4.000.000 per orang per tahun.
Setiap bulan menjadi ->
= Rp 4.000.000 : 12 bulan
= Rp 333.333,- per orang per bulan.
Ini hanyalah gambaran kasar saja untuk menggambarkan betapa jika bangsa Indonesia mau dan bertekad kuat, maka bangsa Indonesia mampu melunasi hutang LN nya sesegera mungkin dan menjadi bangsa yang benar-2 berdaulat atas penentuan kebijakan dan masa depan bangsanya.