@Logika,
Di komen sebelumnya saya pernah menulis :
“Kalo begitu, saya bisa saja menulis sebuah buku yang mengaku berisi ucapan dan ajaran2 Yesus, dan disitu saya tulis Yesus mengatakan agar pengikut2nya pergi ke Mekkah untuk bersembahyang (<<contohnya).
Lalu sewaktu anda membaca tulisan saya tsb anda bisa langsung menganggap bahwa buku yang saya tulis itu adalah Injil yang asli, sebab berdasarkan dasar logika anda sebelumnya “…paling sedikit pertentangannya dengan Al Quran”.
Begitu?”
Berarti benar yang saya katakan di atas, bahwa anda akan menelan mentah2 informasi dari buku yang saya tulis itu dan menganggapnya sebagai Injil asli.
Kenapa?
Karena anda toh tidak butuh utk tahu siapa yang menulis bukunya, waktu penulisannya, dan bukti2 lain yang sebenarnya dibutuhkan utk menilai buku yang saya tulis tadi benar ato tidak isinya.
Anda hanya butuh satu bukti : yang penting isi buku itu “… paling sedikit pertentangannya dengan Al Quran” kan?
Sdr Logika,
Meskipun ada keragu2an dalam menilai kebenaran isi dari suatu tulisan kuno, bukan berarti cara menilai kebenarannya adalah dengan mengambil referensi dari tulisan lain yang waktu penulisannya berabad2 bahkan berpuluh2 abad setelahnya.
Apalagi referensi yang digunakan juga tidak kredibel karena banyak memuat kesalahan2 dalam menggambarkan situasi pada jaman tulisan kuno tadi .
Logika anda ini terbolak balik tidak karuan.
Padahal, pada umumnya justru sebaliknya. Kebenaran sebuah tulisan diiuji dengan membandingkannya dengan tulisan yang lebih kuno, bukan sebaliknya.
Itupun hanya salah satu cara. Masih ada beberapa cara lain yang digunakan untuk memvalidasi kebenaran isi sebuah tulisan kuno. Misalnya dengan menguji umur tulisan tersebut, menyelidiki literatur2 lain pada jamannya, menyelidiki siapa penulisnya, latar belakang penulisan, dan lain2.
Bukannya dengan cuma mencocokkan…. “oh, isi buku anu cocok nih dengan buku saya, brarti buku itu bener. Meskipun banyak yang berbeda, toh paling sedikit pertentangannya dengan buku saya ini. Jadi pasti buku anu bener….”
Logika anda seperti itu kan, sdr. Logika?