@Logika,
Saya tentu saja menghargai pilihan dari setiap kalangan, baik itu Kristen maupun Islam, dalam memilih Injil mana yang mereka yakini.
Tapi jika hal itu sudah menyangkut tuduhan bahwa apa yang saya yakini adalah palsu, dan mengklaim bahwa versi lain asli, tentu saya berhak untuk menanyakan dasar2 dari pertanyaan mereka kan?
Jadi atas dasar apa mereka mengklaim bahwa yang saya yakini itu palsu, dan atas dasar apa pula yang mereka yakini itu asli. Karena itulah di komen2 pertama saya dalam forum thread ini, saya ingin memastikan dulu apakah klaim2 tuduhan tsb mempunyai dasar atau tidak.
Dan saya melakukannya dengan cara memberi 2 buah pertanyaan (yang sampai sekarang belum ada yang menjawab) :
1. Atas dasar apa artikel ini menyebutkan bahwa buku yang ditemukan di Turki ini berumur 1500 tahun (dgn kata lain penulisannya berasal dari abad 5M – 6M) padahal dibilang belum pernah ada yang melakukan “scientific scan”?
2. Atas dasar apa artikel ini menyebutkan bahwa buku ini berisi Injil Barnabas, padahal belum pernah ada yang mempublikasikan isi dari buku di Turki ini?
Dan setelah menunggu jawaban yang tidak pernah keluar sampai sekarang, saya akhirnya membaca pernyataan anda di komen 62 di atas.
Di komen tersebut anda mengatakan :
“….harus BERPATOKAN PADA INJIL YANG PALING SEDIKIT PERTENTANGANNYA DENGAN AL-QURAN. Katakanlah misalnya, dari semua versi Injil yang ada (termasuk yang sudah dikanonisasikan oleh Vatikan) itu tidak ada yang lebih sedikit pertentangannya daripada Injil Barnabas, maka saya untuk sementara ini akan menjadikan Injil Barnabas sebagai Injil yang paling dimani. JIka suatu saat di masa yang akan datang ternyata ditemukan Injil lain yang lebih sedikit lagi pertentangannya dengan Al-Quran, maka Injil itu akan saya jadikan pegangan berikutnya…..”
Jadi saya simpulkan bahwa dasar yang anda pakai untuk mempercayai sebuah tulisan yang mengaku Injil itu palsu atau tidak, adalah hanya satu, yaitu :
melihat apakah Injil itu “…paling sedikit pertentangannya dengan Al Quran“?
Sdr Logika,
Anda serius hanya menggunakan ini sebagai dasar logika anda dalam memilah-milah mana yang asli atau tidak?
Anda tidak melihat keautentikan tulisan tersebut? Siapa penulisnya, dari latar belakang apa tulisan itu muncul, tahun berapa penulisannya, dan bukti2 lain yang biasa digunakan utk membuktikan keautentikan sebuah tulisan kuno?
Kalo begitu, saya bisa saja menulis sebuah buku yang mengaku berisi ucapan dan ajaran2 Yesus, dan disitu saya tulis Yesus mengatakan agar pengikut2nya pergi ke Mekkah untuk bersembahyang (<<contohnya).
Lalu sewaktu anda membaca tulisan saya tsb anda bisa langsung menganggap bahwa buku yang saya tulis itu adalah Injil yang asli, sebab berdasarkan dasar logika anda sebelumnya “…paling sedikit pertentangannya dengan Al Quran”.
Begitu?