Kalau Mau Berantas Korupsi, Studi Bandingnya ke China dan Korea Bukan ke Australia atau Perancis
Selasa, 06 Maret 2012 , 21:51:00 WIB
Laporan: Arief Pratama
RMOL. Sangat disayangkan, kenapa Komisi III DPR RI melakukan studi banding ke Perancis dan Australia. Studi banding ini dilakukan terkait revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto kala ditemui usai menjadi pembicara dalam sebuah seminar “Penanganan Anti Korupsi” di kantor PWI Jabar, pada selasa (6/3), seharusnya anggota Dewan pergi ke China dan Korea untuk melihat penanganan korupsi disana.
“Kalau untuk tingkat internasional, negara yang bagus dalam penanganan anti korupsi adalah China dan Korea. Disana para koruptor dikerdilkan oleh lingkungan masyarakat, yang diatur dalam UU. Kalau Australia dan Perancis saya malah belum paham betul penanganannya bagaimana,” ungkap Bambang Widjojanto kepada wartawan di Bandung.
Disinggung soal pembahasan RUU Tipikor dan KPK, Bambang menampik jika saat ini KPK kembali dilemahkan dalam sejumlah kasus yang saat ini ditangani KPK.
“Kata siapa KPK tidak didukung, semua elemen bangsa mendukung adanya eksistensi KPK. Kalau sekarang ada wacana atau rumor sejumlah parpol tidak mendukung. Buktinya KPK dikasih gedung baru yang disetujui DPR,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sebagian anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat telah bertolak ke Australia dan Perancis. Alasan mereka, melakukan studi banding untuk kepentingan revisi Undang-undang 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ketua Komisi III Benny K Harman mengatakan, rombongan dibagi menjadi dua kelompok. Rombongan ke Perancis dipimpin Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi Partai Golkar Aziz Syamsuddin dan rombongan ke Australia dipimpin Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy. [arp]