Sofyan Syarif berkata
—>> Jika saya mengikuti terjemahan anda, maka akan seperti ini:
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya) (RASUL YANG MANA?), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu (BUKAN) nabi-nabi, (BUKAN) shiddiqin, (BUKAN) orang-orang yang mati syahid, dan (BUKAN) orang-orang saleh. Dan mereka itulah (BUKAN) teman sebaik-baiknya”.
Kalimat tersebut menjadi kelihatan SANGAT ANEH dan JANGGAL, karena “orang-orang yang taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw” untuk menjadi orang SALEH pun tidak bisa. Dan, orang-orang yang tidak SALEH tidak mungkin masuk surga, karena surga itu khusus untuk orang-orang yang bertakwa, beriman dan beramal saleh.
==> Komentar Pak Sofyan ini nyeleneh karena Nabi SAW sudah wafat, dan Al Quran ngga ditujukan lagi ke Beliau, padahal seperti muslim pada umumnya berkeyakinan bahwa Al Quran adalah diturunkan kepada Nabi SAW sebagai Khatamunnabiyyin, nabi penutup. Maunya Ahmadiyah sih semua yang ada di Al Quran ditujukan kepada nabinya dia (MGA).
Juga Pak Sofyan ini merasa dengan tafsir yang sudah 1400 tahun itu, pengertiannya bahwa orang-orang muslim ngga ada dan bisa menjadi orang yang soleh, satu pun…. naudzubillah min dzalik. Padahal hanya Allah lah yang akan menentukan siapa2 orang2 yang bisa masuk sorga, dengan kriteria yang Allah sendiri tentukan.
Wallahualam,