Martin berkata
=====
Ayat diatas sudah kita bahas pada komentar sebelumnya pada ayat aslinya tidak terdapat kata SYAHID tetapi SYUHADA, tapi dengan ketulusan hati saya akan menjelaskannya kembali agar saudara lebih FAHAM….!!!
=====
—>> “Syuhada” dan “Syahidin” adalah bentuk jamak dari kata “syahid”, sama seperti “muslimun” dan “muslimin” adalah bentuk jamak dari kata “muslim”. Syahid memiliki arti (1) saksi, atau (2) orang yang terbunuh dijalan Allah. Allah berfirman: “Dan, janganlah mengatakan tentang orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mereka mati, tidak, bahkan mereka hidup, tetapi kamu tidak menyadari.” (Al Baqarah 2:154/155).
=====
Kalau pribadi saya mengartikan ayat an-nisa : 69 yang anda tulis, adalah sebagai berikut :
- NIKMAT yang dimaksud adalah NIKMAT DUNIAWI
- MENJADI nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh, makanya saudara mengakui MIRZA GULAM adalah nabi.
BETUL, TIDAK ….???
Tetapi anda tidak menyadari kalau penerjemahan anda terdapat MAKNA yang bertolak belakang, untuk itu simak penjelasan saya berikut :
1. Berarti maksud saudara adalah nikmat DUNIAWI, mustahil kalau surat yang anda tulis bermakna nikmat AKHIRAT. Karna di akhirat bukanlah tempat Allah SWT menjadikan hambanya nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh, yang ada di akhirat adalah tingkat derajat di sisi Allah, yang dianugrahkan Allah SWT sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya di DUNIA.
2. MENJADI nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh bukanlah NIKMAT tetapi lebih condong kepada KEWAJIBAN seseorang menunaikan PERINTAH Allah sesuai dengan tingkatannya.
NABI = Menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya
SHIDDIQ = Kewajiban seseorang untuk mempercayai kebenaran Allah (Alquran) dan Rasulullah (Hadist)
SYUHADA= Orang yang mati dalam BERPERANG dijalan Allah demi menegakkan kehormatan agama islam (orang-orang yang mati syahid)
SOLEH = orang-orang yang menjalankan perintah Allah (Al-Qur’an) dan Rasulullah (Al-Hadist)
Bisa kita tarik kesimpulan sbb :
NABI = PERINTAH ALLAH SWT
SHIDDIQ = PERINTAH ALLAH (AL-QURAN) DAN RASULULLAH (HADIST)
SYUHADA = PERINTAH ALLAH (AL-QURAN) DAN RASULULLAH (HADIST)
SOLEH = PERINTAH ALLAH (AL-QURAN) DAN RASULULLAH (HADIST)
NABI = harta dan jiwanya dia pergunakan untuk berdakwah menyampaikan wahyu, !!! “ jadi nabi itu capek BOS …!!!
SHIDDIQ = dengan segenap jiwanya dia harus berpegang teguh kepada kalimat sahadat !!! “Menjadi yang seperti ini susah bos ….!!!
SYUHADA= demi menegakkan agamanya dia rela mati untuk berperang di jalan Allah !!! “apalagi yang ini ….!!!
SOLEH = dalam keadaan apapun dan dimanapun dia harus menjalankan perintah Allah (Al-Quran)
Rasulullah (Al-Hadist) “kalau tidak disertai KEIHKLASAN sungguh berat saudaraku …!!!
Jadi jelaslah kalau ke 4 tingkatan manusia yang dijelaskan pada ayat di atas bukan menerima NIKMAT tetapi lebih condong kepada menerima PERINTAH ALLAH (AL-QURAN) DAN RASULULLAH (AL-HADIST).
Kita akan bertanya, dimanakah ke 4 tingkatan manusia di atas menerima balasan NIKMAT Allah atas apa yang telah mereka kerjakan di dunia?? jawabnya adalah, “DI AKHIRAT (SURGA)”
Mungkin saudara akan bertanya juga, NIKMAT yang dianugrahkan Allah SWT kepada nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh dll di DUNIA itu apa ???
Yaitu….
Baca Surat Yasin : 33, 34, 35, 71, 72, 73 dan masih banyak ayat lain menyebutkan nikmat-nikmat Allah yang dianugrahkan kepada manusia. Tetapi manusia kadang tidak bersyukur….!!!!
=====
—->> Silahkan baca ulang dengan seksama terjamahan Surah An-Nisa 4:69/70 berikut ini:
“Dan, barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw), maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka, Nikmat Allah akan dianugerahkan atas mereka, yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh. Dan, mereka itulah sahabat yang sejati.” (An-Nisa 4:69/70).
Dalam ayat ini Allah berjanji bahwa Nikmat Allah (nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh) akan dianugerahkan-Nya kepada orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw). Orang-orang yang dianugerahi Nikmat Allah (nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh) itu adalah sahabat yang sejati atau sebaik-baik sahabat. Pertanyaannya adalah sahabat siapa mereka itu?
(a) Apakah orang-orang yang memiliki salah-satu dari keempat derajat itu merupakan sahabat satu-sama lain? Yang jelas para sahabat ra yang hidup 14 abad yang lalu pada zaman Nabi saw tidak pernah bertemu dengan orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya pada abad-abad berikutnya.
(b) Apakah orang-orang yang dianugerahi Nikmat Allah (nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh) itu adalah sahabat Allah yang sejati?
Saya cenderung memilih (b) yakni orang-orang yang dianugerahi Nikmat Allah (nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh) itu adalah sahabat Allah yang sejati atau Aulia Allah (wali-wali Allah) karena Surah An-Nisa 4:69/70 ini adalah firman Allah. Berkaitan dengan Aulia Allah (wali-wali Allah) atau sahabat Allah yang sejati ini, Allah menjanjikan kemenangan besar berupa kabar suka dalam kehidupan di DUNIA dan di AKHIRAT, sebagaimana firman-Nya:
“Ingatlah! Sesungguhnya Aulia Allah (wali-wali Allah) itu tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka bersedih, yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka ada kabar suka dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan pada firman-firman Allah. Itulah kemenangan yang besar. ” (Yunus 10:63/64-65/66).
Dengan demikian, maka Nikmat Allah yang dimaksud dalam Surah An-Nisa 4:69/70 itu berlaku untuk kehidupan di DUNIA dan di AKHIRAT, dan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw), Allah Al Mutakalim melalui wahyu-Nya akan menyampaikan kabar suka kepada mereka tentang Nikmat Allah (nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh) itu.
=====
3. Surat An-Nisa :69 yang anda terjemahkan di atas tidak bisa dipakai karna dalam kandungan ayat tersebut ada makna yang bertolak belakang, yaitu NIKMAT ALLAH dan PERINTAH ALLAH
Surat An-Nisa (4:69)
“Wamay yuti’illaha war rosuula fa ulaa ika ma’allazina an ’amallahu ‘alaihim minan nabiyina was siddiqina WAS SYUHADAA iwas solihiina, wahasuna ulaa ika rafiika.
Artinya :
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman sebaik-baiknya”.
Sekarang coba anda komentari surat An-Nisa : 69 yang saya tulis di atas :
- adakah makna di dalam ayat itu sendiri yang bertolak belakang ?? jelaskan sumbernya !!!
- adakah terjemahan yang saya pakai bolak-balik seperti terjemahan saudara ??? jelaskan sumbernya !!!
- adakah makna di dalam ayat ini yang tidak masuk akal ??? jelaskan sumbernya !!!
- adakah hadist yang bertentangan dengan ayat tersebut ?? jelaskan sumbernya !!!
=====
—>> Jika saya mengikuti terjemahan anda, maka akan seperti ini:
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya) (RASUL YANG MANA?), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu (BUKAN) nabi-nabi, (BUKAN) shiddiqin, (BUKAN) orang-orang yang mati syahid, dan (BUKAN) orang-orang saleh. Dan mereka itulah (BUKAN) teman sebaik-baiknya”.
Kalimat tersebut menjadi kelihatan SANGAT ANEH dan JANGGAL, karena “orang-orang yang taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw” untuk menjadi orang SALEH pun tidak bisa. Dan, orang-orang yang tidak SALEH tidak mungkin masuk surga, karena surga itu khusus untuk orang-orang yang bertakwa, beriman dan beramal saleh.
=====
>>“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)
=====
Silahkan anda jelaskan maksud kalimat “Al-Mahdi yang diutus Allah” dalam hadits di atas!!!!!!!