Sudah jelas dari tulisan di atas bahwa pangkal persoalan utamanya adalah lahan garapan yang dikuasai perusahaan-2 swasta. Dari informasi di atas, justru FPI adalah tamu yang diundang oleh orang-2 (petani) Dayak sendiri untuk berkunjung ke Kalimantan dan ikut membantu menjernihkan persoalan. Nah, jika begitu tiba di Bandara ada segerombolan orang-2 yang mengaku Dayak kemudian menghadang, siapakah mereka ? Bukankah orang-2 dari kampung sendiri yang mengundang FPI ? Apa mungkin mereka ingin menjebak segelintir orang-2 FPI yang diutus ke sana ? Rasanya pertanyaan yang paling pantas adalah, jika memang benar di sana sedang terjadi permasalahan yang menyangkut pertanahan, maka segerombolan penghadang itu patut dipertanyakan ? Pada kasus di Sumatera, jelas ada unsur premanisme. Pemerintah dan masyarakat setempat harus bertindak arif, karena FPI yang memang sangat dibenci oleh kaum premanisme, para penjudi, pemabuk, pelacur, penyesat iman, dan budak-2 syeitan lainnya sangat rentan menjadi korban isu serta propaganda oknum-2 dan media yang tidak jujur. Marilah sama-2 menegakkan kebenaran dan persatuan Indonesia.
↧